Wartamelawi.com, Jakarta – Upaya Kabupaten Melawi untuk mengintegrasikan kesadaran lingkungan dalam dunia pendidikan kembali mendapat sorotan positif. Dalam kegiatan yang digelar di Sekolah Cikal Lebak Bulus, Minggu (12/10/2025), Bupati Melawi H. Dadi Sunarya Usfa Yursa bersama H. Heri menghadiri kegiatan apresiasi Muhammad Syafei Award Bidang Manajemen Pendidikan yang turut menyoroti peran aktif Melawi dalam pendidikan iklim dan pelestarian lingkungan.
Kabupaten Melawi, yang dikenal sebagai “Serambi Negeri” di Kalimantan Barat, kini menjadi salah satu daerah yang aktif menjalankan inisiatif “Pendidikan Iklim” di sekolah dan komunitas masyarakat. Program ini terbukti memberikan dampak nyata bagi kelestarian hutan tropis dan peningkatan kesadaran generasi muda terhadap isu perubahan iklim.
Salah satu sekolah percontohan adalah SMA Negeri 1 Nanga Pinoh, di mana siswa membentuk Kelompok Ilmiah Peduli Iklim yang aktif melakukan pembibitan tanaman endemik Kalimantan, seperti Tengkawang (Meranti Merah) dikenal memiliki daya serap karbon tinggi.
“Anak-anak harus menyadari bahwa hutan di sekitar mereka adalah paru-paru dunia. Setiap pohon yang mereka tanam adalah langkah kecil dengan dampak besar bagi bumi,” ujar H. Heri, usai kegiatan penghargaan.
Tak hanya di sekolah, gerakan ini juga meluas hingga ke desa-desa melalui kerja sama antara Kelompok Tani Hutan (KTH), WWF Indonesia, PSPK, YGB, serta akademisi dari Universitas Tanjungpura dan Universitas Negeri Yogyakarta. Mereka mengembangkan sistem agroforestri, menanam pohon buah seperti durian dan lengkeng di sela tanaman keras, menjaga fungsi ekologis sekaligus memperkuat ekonomi warga.
Meski penuh semangat, gerakan pendidikan iklim ini masih dihadapkan pada tantangan keterbatasan fasilitas, bahan ajar, dan dukungan anggaran. Untuk itu, H. Heri melalui lembaga DPRD Melawi menegaskan komitmennya mendorong agar modul pendidikan iklim segera dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal, agar kesadaran lingkungan dapat tumbuh sejak dini.
H.Heri pun memberi Apresiasi kepeda Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Melawi Yusseno yang memberi ,Aksi nyata di tingkat lokal ini memiliki implikasi global. Kabupaten Melawi, melalui pendidikan dengan mengelaborasi iklim hutan tropisnya yang masih luas di kabupaten melawi yang merupakan salah satu penyimpan karbon (carbon sink) vital di dunia. Setiap hektar hutan yang terlindungi dari deforestasi dan setiap bibit pohon yang tertanam, berarti jutaan ton karbon dioksida tidak terlepas ke atmosfer.
Dr. Indah Purnamasari, peneliti lingkungan Universitas Tanjungpura, turut memuji langkah ini sebagai wujud nyata dari prinsip “Think Globally, Act Locally.”
“Gerakan pendidikan iklim di Melawi membuktikan bahwa aksi kecil di daerah bisa berkontribusi besar bagi komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris,” ujarnya.
Bupati Melawi, H. Dadi Sunarya Usfa Yursa, dalam sambutannya di Sekolah Cikal Lebak Bulus menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi garda terdepan dalam membangun kesadaran iklim.
“Saya sangat bangga dengan semangat para guru dan siswa di Melawi. Pendidikan adalah kunci utama dalam menanamkan kepedulian terhadap lingkungan. Gerakan seperti ini harus terus dikembangkan karena sejalan dengan visi kami, Melawi Hijau dan Berkelanjutan,” tegasnya.
Bupati Dadi juga menambahkan, Pemerintah Kabupaten Melawi berkomitmen memperkuat kolaborasi lintas sector pendidikan, masyarakat, LSM, dan dunia usaha untuk memastikan setiap aksi lokal berdampak global.
“Kita ingin anak cucu kita kelak tetap menikmati udara bersih, air jernih, dan hutan yang lestari. Upaya menjaga lingkungan bukan pilihan, tapi tanggung jawab bersama,” ungkapnya.
Dengan dukungan pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, Melawi kini menjadi contoh bahwa perubahan global dapat dimulai dari ruang kelas kecil di pelosok negeri. (Bgs).