Warta Melawi

“Menjaga Jejak Leluhur”, Habib Padilah Siap Tulis Buku Budaya Sayan Berkat Bantuan Pemajuan Kebudayaan 2025

448
×

“Menjaga Jejak Leluhur”, Habib Padilah Siap Tulis Buku Budaya Sayan Berkat Bantuan Pemajuan Kebudayaan 2025

Sebarkan artikel ini
Poto : Poto : Ahirul Habib Padilah, S.IP., M.I.Pol

Wartamelawi.com – Upaya pelestarian budaya lokal kembali mendapat perhatian publik. Ahirul Habib Padilah, pemuda asal Kecamatan Sayan, Kabupaten Melawi, resmi terpilih sebagai penerima Bantuan Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Tahun 2025 dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII. Lewat dukungan ini, Habib akan menulis sebuah buku berjudul “Menjaga Jejak Leluhur: Dokumentasi Adat dan Budaya Sayan untuk Generasi Mendatang”, yang bertujuan merekam berbagai nilai adat dan tradisi lisan yang mulai terkikis oleh waktu.

Bagi Habib, proyek ini bukan sekadar kegiatan literasi. Ini adalah bentuk kecintaannya terhadap kampung halaman dan upaya serius untuk menjaga agar warisan leluhur tidak menghilang begitu saja. Ia melihat bahwa banyak praktik adat di Sayan kini hanya bertahan dalam bentuk simbolik tanpa pemahaman mendalam, seperti seremoni pernikahan dan ritual tertentu yang kehilangan konteks filosofisnya.

Foto: Ahirul Habib Padilah, S.IP., M.I.Pol

“Banyak tradisi yang sekarang hanya tersisa dalam bentuk seremoni, seperti pernikahan adat. Padahal dulu, itu semua punya nilai dan filosofi hidup yang sangat kuat. Inilah yang ingin saya gali dan hidupkan kembali,” ujar Habib saat ditemui, Senin (7/7/25).

Melalui bukunya, Habib berencana menggali berbagai aspek kebudayaan di 18 desa yang ada di Kecamatan Sayan, mulai dari sistem kekerabatan adat, struktur sosial, hingga narasi-narasi lisan yang diwariskan oleh para leluhur. Proses penulisan akan melibatkan wawancara langsung dengan para tokoh adat dan tetua kampung, pengamatan lapangan, serta penelusuran arsip budaya lokal.

Ia berharap, buku ini dapat menjadi rujukan bagi generasi muda untuk memahami akar budaya mereka sendiri dan membentuk kesadaran identitas yang kuat di tengah arus modernisasi. “Saya ingin buku ini menjadi jendela yang memperlihatkan jati diri masyarakat Sayan kepada generasi muda, agar mereka tahu dari mana mereka berasal, dan ke mana harus melangkah,” tambahnya.

Habib menyebut bahwa menulis buku ini adalah bentuk pengabdian kepada tanah kelahirannya, dan menjadi ikhtiar pribadi untuk menjaga agar nilai-nilai luhur tidak hilang ditelan perubahan zaman. “Budaya adalah akar. Tanpa akar, pohon mudah tumbang. Saya ingin generasi mendatang tumbuh kuat, karena tahu dan bangga dengan budayanya sendiri,” katanya penuh semangat.

Buku “Menjaga Jejak Leluhur” direncanakan terbit pada akhir tahun 2025 dan akan dibagikan ke berbagai perpustakaan desa, sekolah, serta komunitas adat. Habib juga tengah mempertimbangkan pengembangan versi digital dalam bentuk e-book dan dokumentasi video agar dapat menjangkau lebih banyak audiens, khususnya generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.

Melalui program bantuan ini, pemerintah lewat Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII memberi ruang bagi para pelaku budaya lokal untuk merekam, merawat, dan menghidupkan kembali kekayaan tradisi yang selama ini hanya hidup di tengah komunitas terbatas. Habib pun menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

“Saya sangat bersyukur dan bangga bisa mendapat kepercayaan ini. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman muda lainnya untuk ikut merawat budayanya masing-masing,” tutup Habib. (Bgs).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250