PemerintahWarta Melawi

Prevalensi Stunting Melawi Menurun, Upaya Lanjut Disiapkan untuk 2025

384
×

Prevalensi Stunting Melawi Menurun, Upaya Lanjut Disiapkan untuk 2025

Sebarkan artikel ini

Wartamelawi.com – Sekretaris Daerah Kabupaten Melawi, Drs. Paulus, secara resmi membuka kegiatan Pengukuran dan Publikasi Stunting Aksi 7 Tahun 2024 di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Melawi, Selasa (19/11/2024). Acara ini dihadiri oleh Staf Ahli, Asisten Sekda, kepala OPD di lingkungan Pemkab Melawi, camat, kepala desa, kepala puskesmas, perwakilan TP-PKK, serta pimpinan instansi vertikal.

Dalam laporan kegiatan, Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Melawi, Sartika, S.PKP, menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan, dan desa.

“Kegiatan ini juga menjadi pedoman untuk menyusun rencana kerja tahunan dalam pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Melawi tahun 2025,” jelas Sartika.

Komitmen Penurunan Stunting

Dalam sambutannya, Sekda Melawi, Drs. Paulus, menegaskan bahwa penurunan angka stunting tetap menjadi prioritas utama Kabupaten Melawi. Ia berharap kegiatan ini dapat menghasilkan data akurat mengenai prevalensi stunting di wilayah tersebut.

Sekda meminta Tim Satgas Stunting Kabupaten Melawi memastikan keakuratan dan integrasi data dalam laporan untuk menghindari kesalahan analisis yang dapat memengaruhi perencanaan intervensi.

“Data yang kita peroleh harus mencerminkan kondisi nyata di lapangan. Dengan begitu, kita dapat mengidentifikasi wilayah prioritas dan kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap stunting,” katanya.

Penurunan Angka Stunting

Sekda Melawi memaparkan bahwa prevalensi stunting pada balita usia 0–59 bulan di Kabupaten Melawi mengalami penurunan sebesar 1,34% pada tahun 2024 dibandingkan 2023. Selain itu, jumlah keluarga berisiko stunting juga turun signifikan dari 17.079 menjadi 12.737 KK, atau berkurang sebanyak 4.342 KK. Dari data Januari–Oktober 2024, enam dari sepuluh desa lokus stunting menunjukkan penurunan kasus.

Sekda menekankan pentingnya data yang akurat sebagai dasar perancangan program intervensi yang lebih efektif dan tepat sasaran. Ia juga mengajak seluruh OPD dan pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam menurunkan angka stunting melalui kerja nyata yang berkelanjutan.

“Keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan. Mari kita bergotong royong dan bekerja bersama untuk menciptakan generasi yang sehat dan bebas dari stunting,” tutupnya. (Bgs).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250