Wartamelawi.com – Jurnalis Melawi Bersatu (JMB) menggelar acara sosialisasi dengan tema Peran Pemuda Dalam Melawan Hoax Demi Membangun Generasi Cerdas di Era Digital. Acara ini berlangsung di Aula Suar Institute, Desa Kenual, pada Senin (17/2/15) pagi.
Kapolres Melawi, AKBP M. Syafi’i, S.I.K.,S.H.,M.H, melalui Kasat Intelkam Polres Melawi, Iptu Dendy Arif Setiady, S.H., secara resmi membuka sosialisasi tersebut.
Dalam sambutannya, Dendy mengingatkan pentingnya menelusuri kebenaran informasi sebelum membagikannya di media sosial.
“Ketika mendapatkan informasi di media sosial, kita harus telusuri dulu kebenarannya sebelum membagikannya kepada orang lain. Jangan sampai kita menjadi bagian dari penyebar hoax,” ujar Dendy.
“Penyebaran berita bohong bisa memicu kepanikan dan perpecahan di masyarakat, sehingga perlu adanya kehati-hatian sebelum mempercayai informasi yang beredar.” Imbuhnya.
Ketua JMB Melawi, Syarif Nurul Hidayatullah, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan agar para pemuda dan pelajar dapat membedakan informasi yang benar dan hoax di media sosial.
“Kami ingin pemuda dan pelajar bisa lebih cerdas dalam menyaring informasi. Hoax bisa merusak opini publik dan menyesatkan banyak orang. Dengan adanya edukasi ini, diharapkan mereka tidak mudah termakan berita palsu dan bisa menjadi agen perubahan dalam menyebarkan informasi yang akurat.” ungkapnya.
Lebih lanjut, Syarif menjelaskan bahwa peserta yang diundang dalam acara ini berasal dari tiga SMA sederajat, mahasiswa STKIP Melawi, serta organisasi kepemudaan (OKP) di Kabupaten Melawi. Total peserta yang hadir berjumlah 50 orang.
Salah satu narasumber dalam sosialisasi ini, Kasubsi Humas Polres Melawi, Aiptu Samsi, memaparkan bahaya penyebaran informasi hoax. Ia menegaskan agar masyarakat lebih waspada dan selalu mengecek kebenaran informasi sebelum mempercayainya.
“Penyebar informasi hoax dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan Undang-Undang ITE. Masyarakat harus lebih kritis dalam menerima setiap informasi yang mereka terima, baik dari media sosial maupun platform lainnya. Jangan sampai menjadi korban hoax atau bahkan turut serta menyebarkannya.” papar Samsi.
Ia juga menambahkan bahwa hoax merupakan bentuk manipulasi informasi yang bertujuan untuk menyesatkan masyarakat.
“Untuk menilai apakah suatu informasi itu hoax atau tidak, kami selalu bekerja sama dengan divisi humas dan menggunakan sistem Intelijen Manajemen Media. Kami berupaya mengidentifikasi dan menangkal penyebaran hoax agar tidak semakin meluas.” pesannya.
Pada sesi tanya jawab, beberapa peserta menanyakan apakah hasil dari kecerdasan buatan (AI) bisa dikategorikan sebagai hoax serta bagaimana cara mendeteksi informasi yang benar atau hoax.
Menanggapi pertanyaan ini, Samsi menjelaskan bahwa AI dapat digunakan untuk menyaring informasi, namun tetap diperlukan keterampilan literasi digital dalam membedakan kebenaran suatu informasi.
“Teknologi AI memang semakin canggih, tetapi tetap ada kemungkinan penyalahgunaannya untuk menyebarkan hoax. Oleh karena itu, kita harus tetap mengedepankan verifikasi dan mencari sumber terpercaya sebelum mempercayai suatu informasi,” tegasnya.
Acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran generasi muda dalam memilah informasi yang beredar di media sosial serta berperan aktif dalam menangkal penyebaran berita bohong di tengah masyarakat. Selain itu, para peserta diimbau untuk menjadi garda terdepan dalam melawan hoax dengan menyebarkan informasi yang benar dan edukatif. (Bgs).