BudayaDaerahWarta Melawi

Menyosong Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Dengan Pembelajaran Yang Menekankan Pada Kearifan Lokal

23
×

Menyosong Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Dengan Pembelajaran Yang Menekankan Pada Kearifan Lokal

Sebarkan artikel ini

Penulis : Karmisah Isnaniah, S.pd

Kepala Sekolah SMP 3 Nanga Pinoh

Pandemi covid-19 telah dua tahun melanda negeri. Musibah ini memberikan dampak yang cukup besar dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya dunia Pendidikan. Proses pembelajaran tidak dapat berlangsung secara normal.

Terdapat beberapa kelemahan pada proses pembelajaran dengan model daring maupun luring. Kelemahan yang paling jelas terlihat adalah dari segi pembinaan karakter
dan pembimbingan minat bakat.

Kini di Tahun 2022 satuan Pendidikan diizinkan untuk melaksanakan pembelajaran tatap mukan normal. Guru kembali merancang proses pembelajaran yang berkualitas di sekolahnya. Melaksanakan
proses pembelajaran dengan menekankan pencapaian kompetensi setiap mata pelajaran dengan tidak melupakan pembinaan karakter.

Pembimbingan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pun mulai gencar dilakukan sebagai sebuah program pengembangan minat bakat siswa.Kunjungan studi banding ke sekolah lain, serta turnamen olahraga kini sudah dapat dilaksanakan.

Pada tahun 2022 ini pemerintah menetapkan kurikulum baru yang dinamakan kurikulum merdeka. Satuan Pendidikan ditawarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kurikulum baru tersebut. Meskipun satuan Pendidikan masih diberi pilihan unuk tetap melaksanakan kurikulum 2013 atau melaksanakan kurikulum merdeka.

Memang terdapat perubahan-perubahan yang cukup mendasar dalam kurikulum merdeka ini. Ada tiga karakteristik yang membedakan dengan kurikulum
sebelumnya yakni : materi yang dipilih oleh guru adalah materi essensial, penekanan pada pengembangan karakter dan bersifat fleksibilitas. Sehingga guru lebih leluasa untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan materi yang dianggap lebih essensisal. Serta menyusun modul yang sesuai dengan capaian yang ingin dicapai.

Di kurikulum baru ini, guru lebih banyak diberi kesempatan untuk membawa siswa ke lingkungan
nyata. dan menjadikan budaya dan kerifan lokal sebagai sumber belajar. Hal ini bertujuan agar terbentuk generasi yang memiliki karakter yang menghargai budaya dan kearifan lokal. Satuan Pendidikan perlu merancang pembelajaran yang memberikan pemahaman kepada tersebut.

Karena pergesaran sikap dan perilaku siswa selama masa pandemi ini cukup mengkhawatirkan. Terutama
siswa lebih banyak menghabiskan waktu bersama gawai (handphone) . Hal ini harus dapat diimbangi
dengan kegiatan-kegiatan yang dapat lebih mendidik dan berimbas pada pembentukan karakter .

Kurikulum mulok sekolah menjadi sebuah upaya dalam memberikan materi-materi yang menekankan pada kearifan lokal dan budaya. Kurikulum mulok yang pernah dibuat oleh satuan Pendidikan dan diajarkan kepada siswa, khususnya siswa di SMPN 3 Nanga Pinoh sebelum masa
pandemi covid yaitu kurikulum mulok yang dibuat oleh dinas provinsi Kalimantan Barat dengan modul tentang pahlawan-pahlawan di Kalimatan Barat serta makanan khas Kalimantan Barat, Selain itu di tambah pula dengan materi mulok tentang perkebunan.

Hal ini sejalan dengan peraturan pemerintah.Berdasarkan permendikbud nomor 79 Tahun 2014,mulok adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan Pendidikan yang berisi muatan dan proses pembalajaran tentang potensi dan keunikan lokal. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik terbentuk pemahamannya terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.

Sesuai regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dalam lampiran undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah disebutkan bahwa penetapan kurikulum mulok Pendidikan menengah dan mulok Pendidikan khusus menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

Sementara pemerintah kabupaten/kota diberikan kewenangan menetapkan kurikulum mulok, Pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan non formal.

Kurikulum muatan lokal adalah kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan daerah, bahan kajian dan pelajarannya disesuaikan dengan lingkungan alam, sosial,budaya, dan ekonomi serta kebutuhan pembangunan daerah yang diorganisasikan dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri.

Mulok diajarkan dengan tujuan memperkenalkan peserta didik kepada lingkungan sendiri , ikut melestarikan budaya daerahnya yang termasuk kerajinan, keterampilan yang menghasilkan nilai ekonomi di daerahnya., memberikan bekal kemampuan, keterampilan untuk hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta dapat
menolong diri sendiri dan orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pembelajaran mulok diharapkan dapat memberi manfaat bagi kehidupan seperti kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan kebiasaan bekerjasama yang dapat menyelelaraskan antara bekerja dan berbagi tanggung jawab dan bekerja mandiri.

Dengan pembelajaran mulok pula kita bisa membawa siswa menjadi generasi yang hebat dan berkarakter. Kita patut bersyukur karena Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan Pendidikan maupun daerah untuk dapat menambahkan muatan tambahan sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik setiap wilayah.

Satuan Pendidikan dan /atau daerah dapat mengelola kurikulum muatan lokal secara fleksibel. Hal ini tentunya dapat memberikan peluang bagi pengembangan materi budaya serta kearifan lokal. Dalam kurikulum merdeka, Pembelajaran muatan lokal dapat dilakukan melalui tiga metode, yaitu:

a).Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran lain; satuan Pendidikan dan/atau derah dapat menentukan capaian pembelajaran (CP) untuk muatan lokal yang kemudian dapat dipetakan ke dalam mata pelajaran lainnya.

b).Mengintegrasikan muatan
lokal ke dalam tema projek penguatan profil Pancasila; satuan Pendidikan dan/atau dapat mengintegrasikan muatan lokal dalam tema penguatan profil pelajar Pancasila. Sebagai
contoh projek dengan tema wirausaha dilakukan dengan mengeksplorasi potensi kerajinan
loka;, projek dengan tema perubahan iklim dapat dikaitkan dengan isu-isu lingkungan di wilayah tersebut.

c).Mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari intrakurikuler; satuan Pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat
mengembangkan maple khusus yang berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler.

Sebagai contoh mata pelajaran Bahasa dan budaya daerah, kemaritiman, kepariwisataan dan sebagainya sesuai dengan potensi masing-masing daerah. Dalam hal satuan Pendidikan membuka mata pelajaran khusus muatan lokal dengan beban belajarnya maksimum 72 JP per tahun dan 2 JP per minggu.

Dengan demikian Kurikulum merdeka akan memberikan banyak peluang bagi satuan Pendidikan untuk melaksanakan kurikulum mulok sesuai dengan karakteristik budaya dan geografis wilayahnya.

Harapannya adalah satuan Pendidikan dapat menyusun kurikulum
mulok bersama pihak-pihak (TIM) yang lebih berkompeten, sehingga kearifan lokal budaya dan dan ciri khas daerah tetap terpelihara dan pada akhirnya memiliki nilai lebih baik dari segi ekonomi maupun aspek lainnya.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250