Wartamelawi.com – Banyaknya anak-anak petani sawit yang tidak terakomodir masuk melalui jalur beasiswa BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) menyisakan kesedihan mendalam bagi ratusan anak-anak petani sawit di Kalimantan Barat (Kalbar).
Hal ini tentu mengetuk pintu hati dari pengurus Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Kalbar sebagai asosiasi petani sawit yang memiliki visi dan misi agar dapat berguna dan menjadi harapan petani sawit dari Aceh sampai Papua untuk meningkatkan pengembangan SDM petani sawit Indonesia demi keberlanjutan sawit ke depannya.
Melalui perjuangan APKASINDO Kalbar, pada hari ini, Jumat (25/11), 25 orang mahasiswa anak-anak petani sawit dan buruh tani sawit tempatan secara resmi diterima di Fakultas Pertanian Universitas Nahdlatul Ulama Kalbar di program Studi Agroteknologi.
KH Imam Aziz, Stafsus Wapres Bidang Percepatan Pengentasan Daerah Tertinggal mengaku sangat mengapresiasi kinerja APKASINDO yang sudah bekerjasama dengan berbagai pihak guna meningkatkan pengembangan SDM yang menjadi kunci keberlanjutan.
“Saya sangat bahagia atas pencapaian ini. Ini merupakan suatu hal yang harus kita banggakan, karena ini merupakan langkah yang sangat tepat dimana saat ini kita membutuhkan SDM unggul yang nantinya akan meningkatkan kualitas dari industri sawit di Indonesia,” Ujar KH Imam Aziz yang hadir secara virtual pada acara Kuliah Umum dan MoU antara DPW APKASINDO Kalbar dengan Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat dan SMK Plus Desa Nusantara Sanggau.
Diketahui acara ini turut dihadiri oleh Bupati Sanggau yang diwakili oleh Sekda Kabupaten Sanggau, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Kalbar Dr. Rachmat Sahputra, M.Si, Ketua Umum DPP APKASINDO Dr. Ir. Gulat Manurung, MP., C.IMA., C.APO dan Ketua DPW APKASINDO Kalbar Indra Rustandi.
Dr. Ir. Gulat Manurung, MP., C.IMA., C.APO dalam sambutannya, menyebutkan bahwa anak-anak ini diharapkan ke depannya bisa menjadi bagian dari percepatan dan melanjutkan konsep Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk Kelapa Sawit Berkelanjutan dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) ditengah-tengah perkebunan sawit di Kalbar khususnya.
Dikatakannya, Jika perusahaan perkebunan bersedia menjadikan anak-anak ini sebagai “anak angkat”, maka untuk dasar pelaksanaannya, APKASINDO akan bermohon kepada Gubernur Kalbar supaya dibuatkan surat keputusan Gubernur untuk program SDM anak-anak petani sawit di Kalbar.
Jika setiap tahun ada 25 orang anak-anak petani sawit yang dibiayai oleh korporasi sawit Kalbar, maka dalam 5 tahun kedepan telah menghasilkan sarjana pertanian sebanyak 125 orang,” ujar Gulat.
Menurut Gulat, korporasi sawit tidak mungkin berjalan sendiri tanpa penguatan petani sawit sebagai mitra strategis, tanpa kehadiran petani sawit “sudah lama” sawit Indonesia ini selesai, jadi petani sawit adalah benteng dari berbagai gangguan kampanye negative sawit yang dilakukan oleh berbagai negara pesaing minyak nabati sawit Indonesia.
Oleh karena itu, Gulat meminta dukungan kepada korporasi untuk turut terlibat dalam memajukan SDM industri kelapa sawit.
Ditambahkan Gulat, APKASINDO akan membuat usulan ke BPDPKS agar kampus Universitas Nahdatul Ulama ini nantinya mempunyai kekhususan, dimana seleksinya dilakukan atas usulan dari masing-masing kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat dengan kuota 40 orang/tahun.
“Kami juga sebagai organisasi yang sudah berdiri 22 tahun yang lalu dan saat ini sudah memiliki perwakilan di 164 DPD Kabupaten Kota dari 22 DPW Provinsi akan mengajukan ke BPDPKS supaya tahun 2023, UNU menjadi kampus mitra BPDPKS dengan konsep Affirmative Action (tujuan kekhususan tertentu) sebagaimana 7 Kampus Mitra BPDPKS yang sudah berjalan,”
Menanggapi hal itu, Rektor UNU mengaku menyambut baik dan siap mendukung setiap program-program yang diusung oleh APKASINDO, mengingat bahwa industri kelapa sawit merupakan penopang perekonomian masyarakat khususnya di Kalimantan Barat.
“Saya melihat bahwa industri kelapa sawit memiliki prospek yang sangat bagus ke depannya, namun saat sekarang ini peningkatkan SDM menjadi point penting yang harus diprioritaskan. Petani sawit ke depannya memang harus bertransformasi melalui teknologi yang ada,” ujar Rachmat Sahputra.
Sumber : DPW Apkasindo Kalbar
Publis : Bagus Afrizal