Wartamelawi.com – Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumdam) Tirta Melawi Bambang Setiawan, SE sampaikan beberapa faktor sebabkan keruhnya air. Pihaknya tetap berupaya melakukan pelayanan dari sisi Kualitas, Kontinuitas serta Kuantitas (K3) ke pelanggan. Senin (19/6/23) saat ditemui di ruang kerjanya.
“Kita berupaya melakukan pelayanan dari sisi Kualitas, Kontinuitas serta Kuantitas (K3) kepada pelanggan. Termasuk menindaklanjuti keluhan pelanggan dengan melakukan pengecekan lapangan. Saat ini operasional air Perumdam Melawi sudah mencapai 18 jam,” paparnya.
Menurutnya, Perumdam secara rutin melakukan pengujian sampel air ke Sucofindo untuk memastikan kelayakan air yang dialirkan ke rumah pelanggan Perumdam.
“Kita melakukan pengujian sampel air setiap enam bulan sekali. Pengujian terakhir pada September 2022. Dari pengukuran yang dilakukan oleh Sucifindo ini dilihat bahwa kandungan air ini tidak melampaui ambang batas yang ditetapkan. Artinya air yang dialirkan ke rumah-rumah masih layak digunakan, termasuk untuk dikonsumsi, yang penting dimasak terlebih dahulu,” jelasnya.
Soal air keruh, Bambang menjelaskan, kondisi ini memang bisa terjadi karena pengaruh kondisi pipa induk yang mendistribusikan air dari IPA (Instalasi Pengolahan Air) maupun akibat kebocoran. Ia menyebut faktor usia tua pipa induk menjadi salah satu penyebab sehingga terjadinya endapan. Sementara faktor kebocoran pipa juga bisa menjadi penyebab air di rumah pelanggan keruh karena material air bercampur tanah dari luar pipa, akan masuk ke dalam pipa distribusi, hingga perbaikan dilakukan oleh tim di lapangan.
“Tapi itupun tidak berlangsung lama, hanya dalam beberapa waktu tertentu saja. Selang beberapa waktu, air sudah kembali jernih,” lanjutnya.
Faktor lainnya, lanjut Bambang, adalah bila pompa air yang menyuplai sumber air baku tak beroperasi karena padam listrik. Ketika listrik nyala dan pompa air menyala, proses pengisian pipa membutuhkan waktu. Saat normal, terdorong lah korosi atau endapan di dalam pipa. Tapi ini tidak lama dan tidak terus menerus.
Publis : Bagus Afrizal