OpiniSosialWarta Melawi

SEBUAH ANALOGI DARI KONSEP PEMBANGUNAN DESA, ” SUPIR ITU BERNAMA KEPALA DESA “

81
×

SEBUAH ANALOGI DARI KONSEP PEMBANGUNAN DESA, ” SUPIR ITU BERNAMA KEPALA DESA “

Sebarkan artikel ini
Foto : Ahirul Habib Padilah, S.IP., M.I.Pol Alumni Beasiswa LPDP Kemenkeu Angkatan 26

Penulis : Ahirul Habib Padilah, S.IP., M.I.Pol

Alumni Beasiswa LPDP Kemenkeu Angkatan 26

Wartamelawi.com – Setiap masyarakat dalam skala desa memiliki hak politik yang sama dalam sebuah pentas politik yang dijamin oleh Undang-Undang berupa mencalonkan diri sebagai Kepala Desa.  Tentu setiap lapisan masyarakat yang ingin mencalonkan diri harus memenuhi berbagai persyaratan yang disyaratkan sebagai Calon Kepala Desa. Salah satu syarat yang menjadi acuan dalam jangka panjang dan menggambarkan program kerja calon kepala desa adalah Visi dan Misi.

Dari sebuah Visi dan Misi kita bisa membaca dan melihat keseriusan seorang calon kepala desa dalam mensosialisasikan menjadi seperti apa desa kita kedepannya. Visi dan misi kepala desa juga menggambarkan sebuah program kerja yang terencana dengan baik dan bagaimana cara mengeksekusinya menjadi sebuah kegiatan pembangunan desa dengan melihat berbagai aspek sebagai peluang untuk dikembangkan dan memiliki tujuan akhir meningkatnya rating desa menuju lebih baik dan mandiri.

Ketika terpilih sebagai kepala desa, tentu kepala desa terpilih wajib menyusun sebuah dokumen berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang memuat penjabaran Visi dan Misi Kepala Desa terpilih sebagai dasar dalam penyusunan RPJMDes. RPJMDes merupakan sebuah konsep pembangunan desa dalam jangka waktu selama 6 Tahun atau 1 Periode kepemimpinan seorang kepala desa. Disinilah sebuah analogi : Supir itu bernama Kepala Desa dimulai.

Supir itu bernama kepala desa dengan buku panduannya adalah RPJMDes dan akan melakukan perjalanan menuju sebuah terminal bernama Kebaikan, amanah, tanggungjawab dan Mandiri. Terminal ini bukan merupakan tujuan akhir melainkan tempat menurunkan penumpang sementara waktu sebelum dilanjutkan perjalannya.

Busnya bernama Desa yang akan melakukan perjalanan dalam durasi waktu yang panjang yaitu selama 6 tahun. Dalam bus terdapat berbagai unsur penumpang dari berbagai golongan, etnis, agama, profesi, dan lain sebagainya. Di dalam bus juga terdapat Ibu hamil, pemuda pemudi, bidan, perawat, TNI, Polisi, lansia, bayi dan balita, Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), dan berbagai tipe masyarakat dengan kondisi tertentu.

Seorang supir selain memiliki buku panduan berupa RPJMDes juga memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung sistem kerjanya sebagai seorang supir. Memiliki seorang sekretaris yang membantunya dalam mendata penumpang yang multikultural dan membuat pola administrasi di dalam bus agar lebih baik. Selain itu, supir juga dibantu oleh seorang bendahara yang akan mengelola keuangan dengan baik agar perjalanan selama 6 tahun tidak mengalami kendala baik secara keuangan mau pun secara teknis di perjalanan.

Selain sekretaris dan bendahara, seorang supir bernama kepala desa ini nantinya juga akan dibantu oleh tenaga-tenaga yang kompeten dalam bidangnya. Sebagai tolok ukur dalam menentukan kompas arah perjalanan ada tim khusus yang membantu dalam merumuskan dan menyetujui rute perjalanan agar tidak tersesat dan salah arah yang menyebabkan tidak sampainya sang supir ini menuju terminal kebaikan, amanah, tanggungjawab dan mandiri. Tim khusus ini bernama BPD yang akan duduk sejajar dengan seorang supir dan memberikan arahan yang jelas kepada supir agar tidak mengantuk atau dengan sengaja membawa pada arah tujuan yang berbeda dan tentu fatal akibatnya. Jika ngantuk, maka tim khusus menyarankan agar supir minum kopi dan jangan membuat sendiri kopinya apalagi membeli diwarung pinggir jalan karena sudah ada fasilitas dan  tenaga pendukung dalam perjalanan ini.

Kita bisa bayangkan jika seorang supir membawa bus yang besar dan berpenumpang sangat banyak ini jika harus meninggalkan kursi setirnya dan membuat kopi ke belakang, kemana bus kita akan meluncur? Bisa jadi masuk jurang atau terjun ke sungai yang dalam sehingga hancur lebur dan berantakan dan menjadi debu jalanan yang sangat kecil beterbangan tanpa arah dan tujuan.

Maka dari itu, kerjasama setiap unsur dalam bus ini sangat vital dan wajib hukumnya. Fasilitas dan tenaga pendukung seorang supir bernama kepala desa ini harus bekerja secara maksimal, tim khusus harus bisa merumuskan arah perjalanan dengan baik sehingga bisa selalu mengingatkan supir agar berjalan diatas kebaikan, amanah, dan tanggungjawab yang sudah diembannya selama 6 tahun perjalanan agar tiba di terminal yang dituju.

Sebagai peumpang, tentu ada beberapa hal yang kita tidak setuju dengan cara sang supir dalam menyetir bus yang bernama desa ini. Tapi dari awal perjalanan kita sudah sepakat untuk memilih sang supir dengan cara demokrasi  tentu memilih yang terbaik dari yang baik. Kadang, karena terlalu lelah, sang supir menyetir dengan sangat laju dan menginjak rem dengan mendadak.  Jika begini, ada beberapa penumpang yang berteriak dengan lantang dan tegas menyalahkan supir dan menyarankan agar berhenti, namun suaranya walau lantang dan tegas tapi sulit bagi supir untuk menanggapinya karena hanya terdengar sama-samar dan terlalu banyak yang bersuara sehingga tidak fokus apa yang ingin disampaikan oleh penumpang sehingga menyebabkan adanya kecurigaan dipenumpang tersebut bahwa supir tidak mendengar suara penumpang.

Sebagian penumpang, menyampaikan kepada tim khusus yang duduk sejajar dengan sang supir untuk mengingatkannya agar membawa busnya dengan pertimbangan kondisi dan situasi, jika jalan rusak dan berlubang jangan terlalu laju serta jangan rem mendadak karena akan menimbulkan kegaduhan dan keresahan bagi para penumpang. Selain itu, penumpang menyarakan jika jalanan bagus dan memungkinkan sebuah kesempatan menambah kecepatan maka agar supir segera tancap gas dan menambah kecepatan supaya bus bisa lebih cepat mencapai tujuan dengan selamat.

Jika sudah sampai pada tujuan alias terminal yang dituju, tentu ada evaluasi kinerja seorang supir yang dilakukan dan tata prosedur lainnya. Permasalahan supir ini lanjut dengan rute yang sama atau dengan rute yang lebih jauh jangkauannya tentu itu menjadi keputusan mutlak sang supir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250