DaerahDesaWarta Melawi

Forum Pembangunan Berkelanjutan Melawi Gelar Diskusi Publik Ketahanan Pangan

57
×

Forum Pembangunan Berkelanjutan Melawi Gelar Diskusi Publik Ketahanan Pangan

Sebarkan artikel ini

Wartamelawi.com – Forum Pembangunan Berkelanjutan Melawi (FPBM) bersama WWF Indonesia menggelar kegiatan Diskusi Publik Ketahanan Pangan di Kabupaten Melawi.

Kegiatan yang berlangsung di H&C Caffe Nanga Pinoh, Kamis 16 Maret 2023 tersebut menghadirkan narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Melawi, DPMD Melawi dan Kepala Desa Tanjung Sari.

Ketua FPBM, Muh Firman menyampaikan bahwa Diskusi Publik Ketahanan Pangan ini dilakukan bersama Desa Manggala, Landau Garong, Sungai Bakah, Nanga Kebebu, Semadin Lengkong dan Tanjung Sari.

“Kabupaten Melawi termasuk kabupaten yang rawan pangan. Semoga dengan adanya diskusi ini kita bisa sama-sama menemukan permasalahannya dimana, dan kita akan sama-sama untuk mencari solusinya,” katanya.

Tambah Firman, kekuatan desa melalui anggaran 20 persen untuk ketahanan pangan dikelola dengan tepat yang berpedoman dengan dasar panduan penilaiannya, akan bisa menjadi kabupaten yang memiliki ketahanan pangan.

Sementara itu, Rini, Analis Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Perkebunan Kabupaten Melawi menyampaikan bahwa senigiritas untuk memperkuat peran desa dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Melawi.

Memperkuat ketahanan pangan, desa harus mampu menjamin ketersediaan  pangan, mampu meningkatkan penganekaragaman pangan, dan desa mampu memberikan kemudahan akses terhadap pangan.

Rini juga menjelaskan permasalahan ketahanan pangan desa yakni rendahnya kemampuan masyarakat untuk akses pangan, pengetahuan terbatas terhadap penganekaragaman pangan bergizi dan berimbang, minimnya sarana dan prasarana penunjang hasil pangan, kemiskinan struktural.

“Indonesia kaya akan potensi bahan pangan, namun belum terkelola dengan baik, terbatasnya akses permodalan, pasar, informasi dan teknologi, terbatasnya lapangan pekerjaan dalam pengembangan pertanian di desa, dan peran kelembagaan (pemerintah/masyarakat) yang belum optimal. Inilah penyebab permasalahan yang terjadi ketahanan pangan desa,” jelasnya.(Syarif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250