Warta Melawi

APKASINDO Minta Evaluasi Cara Seleksi Program Beasiswa SDM Kelapa Sawit Tahun 2022

81
×

APKASINDO Minta Evaluasi Cara Seleksi Program Beasiswa SDM Kelapa Sawit Tahun 2022

Sebarkan artikel ini

Wartamelawi.com – Rangkaian pelaksanaan seleksi penerimaan beasiswa SDM sawit 2022 telah usai dilaksanakan. DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia ( APKASINDO ) Provinsi Kalimantan Barat dan dan DPD Apkasindo Kabupaten Melawi kecewa atas hasil pengumuman kelulusan beasiswa sawit yang diseleksi oleh LPP Yogyakarta rekanan dari Kementerian Pertanian kerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS).

Pasalnya anak-anak petani sawit dari Kalimantan Barat yang mengikuti seleksi beasiswa sawit yang telah berharap banyak bisa meningkatkan SDM tentang sawit dan lulus kini kecewa dikarenakan banyak yang tidak lulus.

Hal tersebut diketahui setelah Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI yang melaksanakan proses seleksi beasiswa bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS)  merilis daftar nama-nama peserta yang dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa melalui link https://beasiswasdmsawit.id/. Jumat (23/9/22).

Sopian Hadi Ketua DPD Apkasindo Kabupaten Melawi meminta pihak Kementerian Pertanian, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perlindungan Tanaman segera mengevaluasi tata cara seleksi tahun 2022 ini.

“ Kalau cara seleksi nya masih seperti sentral seperti sekarang ini, kami pastikan Kalbar tidak akan ikut tahun depan, biar kasikan dengan oknum yang haus kepentingan untuk nyekolahkan keluarga dan kolega yang mereka himpun, “ ungkap Sopian  Hadi.

Pasalnya, tidak ada transparansi dari pihak panitia dalam mengumumkan hasil seleksi penerimaan beasiswa tersebut.

” Kami melihat adanya ketidakterbukaan penyelengara. Pasalnya hanya ada keputusan lulus/tidak lulus, yang disampaikan melalui akun masing-masing peserta terkait pengumuman hasil kelulusan tersebut, itupun hanya ada tulisan lulus atau tidak lulus tanpa ada keterangan lain seperti jumlah nilai, ataupun passing grade minimum untuk lulus.” Terangnya. Sabtu (24/9/22).

Kondisi ini, katanya, membuat publik beranggapan adanya permainan dalam proses seleksi beasiswa tersebut, yang semestinya pihak pelaksana juga mempublikasikan secara terbuka terkait nilai kelulusan.

Kedepannya Sopian Hadi juga berharap rekrutmennya diserahkan ke kampus-kampus Mitra BPDP-KS yang ada di masing-masing provinsi, tidak ada lagi penunjukan ke Lembaga tertentu

“ Kami akan surati Kampus Untan prodi pertanian Kalbar untuk kerjasama pada seleksi dan kuliah calon penerima beasisawa dari BPDP-PKS, kalau seleksi dan perkuliahan di masing-masing provinsi tentu akan lebih aman dan mudah dengan tetap bisa mencetak para lulusan yang berkualitas, “ harapnya.

Menurut Sopian Hadi, untuk Kabupaten Melawi hanya 16 orang yang dinyatakan lulus, salah satu faktor kenapa seleksi beasiswa sawit ini harus diserahkan ke kampus-kampus penerima di masing-masing provinsi untuk mempermudah mekanisme maupun sisten tes kepada para calon penerima beasiswa bisa diadakan tes tatap muka langsung tanpa tes online yang sering terkendala jaringan internet bagi anak-anak yang berada di pedalaman.

Sementara, menanggapi hasil penerimaan beasiswa SDM sawit ini, Ketua Asosiasi Petani Kelapa sawit Indonesia (APKASINDO) Kalimantan Barat, Indra Rustandi mengungkapkan kesedihannya karena terulang lagi tragis di tahun 2020-2021. Indra menyebutkan dari total 101 orang yang mendaftar, hanya 40 orang anak petani sawit APKASINDO yang lolos sampai seleksi akhir yaitu berdasarkan verifikasi Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak),

“Kalbar itu provinsi nomor tiga terluas kebun sawitnya, jadi susah kami terima dengan akal sehat. Keterlaluan panitia tahun ini,” ujar Indra Rustandi.

Indra melanjutkan, “Sejak awal-awal kami APKASINDO sudah tidak percaya dengan kinerja LPP Yogyakarta sebagai rekanan dari Kementan dalam proses seleksi beasiswa SDM anak-anak petani dan buruh tani sawit. Lihat saja jadwal seleksi yang berubah-ubah dan proses pengumuman hasil tahapan seleksi yang bertahap-tahap, tapi tetap saja dipakai. Patut diduga ada sesuatu dengan penunjukan tersebut dan kami meminta Kementan dan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) segera memanggil pihak rekanan pelaksana seleksi”.

Hal senada disampaikan Sekretaris Wilayah APKASINDO Kalbar yang turut mendampingi anak petani sawit dari tahap awal hingga tahap akhir seleksi beasiswa SDM 2022 ini, menurutnya Tes yang dilaksanakan secara full online tidak akan pernah terjangkau anak-anak petani sawit yang berada di pelosok perkebunan yang sangat minim jaringan internet.

“ Anak-anak petani itu ada di desa bukan di perkotaan. Tapi pelaksana seleksi LPP Yogyakarta tetap juga ngotot dengan online dan Kementan sebagai pengguna jasa manfaat, malah menyetujui. Ini yang membuat kami gak habis pikir. Hal ini sudah dikeluhkan oleh APKASINDO sejak 3 tahun lalu,” ujar Agus Kuswara.

Publis : Bagus Afrizal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250