DesaKecamatanKetahanan PanganPolsekWarta Melawi

Ketika Camat, Kapolsek, dan Kades Turun ke Ladang Jagung, Dengarkan Keluhan Petani

727
×

Ketika Camat, Kapolsek, dan Kades Turun ke Ladang Jagung, Dengarkan Keluhan Petani

Sebarkan artikel ini

Wartamelawi.com – Pemerintah Kecamatan Nanga Pinoh terus memperkuat komitmen dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Salah satu upayanya adalah melalui peninjauan langsung ke lokasi lahan jagung milik Kelompok Tani Subur Makmur di Desa Tanjung Tengang. Kegiatan tersebut menjadi forum diskusi terbuka antara pemerintah, aparat, penyuluh, dan para petani guna menyelaraskan strategi dan kebutuhan di lapangan. Jumat (4/7/25) pagi.

Camat Nanga Pinoh, Hendra Permana, yang turut hadir bersama beberapa kepala desa se-Kecamatan Nanga Pinoh, Kapolsek Nanga Pinoh, PPL Diskepangtan Melawi, Ketua serta anggota kelompok tani, menyatakan bahwa gerakan tanam jagung serentak harus dimatangkan secara menyeluruh, mulai dari aspek teknis hingga pendanaan.

“Hari ini kami bersama para kepala desa, Kapolsek melakukan pembinaan dan diskusi untuk memperkuat kesiapan seluruh unsur dalam mendukung program ketahanan pangan. Kami sangat mengharapkan dukungan dari Dinas Pertanian, Polres, Koramil, dan semua pihak terkait baik dalam bentuk pendampingan teknis, motivasi lapangan, hingga bantuan alat seperti traktor serta akses mudah terhadap bibit dan pupuk bersubsidi.” ujar Camat Nanga Pinoh

Hendra Permana juga katakan, beberapa desa, seperti Tanjung Tengang dan Tembawang Panjang, sudah mulai membuka lahan dan menyiapkan penanaman. Ini menjadi contoh awal yang baik, dan kami mendorong desa-desa lain untuk segera menyusul.

“Kepada para petani dan kelompok tani, mari kita jadikan Nanga Pinoh sebagai sentra jagung Melawi bukan hanya untuk memenuhi program, tapi juga meningkatkan produksi dan kesejahteraan bersama. Dengan kerja sama semua pihak, kami optimis gerakan ini akan menjadi contoh sukses di tingkat kabupaten.” Harap Hendra.

Ia menegaskan pentingnya dukungan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Melawi, Polres, dan seluruh stakeholder dalam bentuk penyediaan traktor, pendampingan teknis, serta distribusi bibit dan pupuk bersubsidi.

“Kami akan menyurati dinas untuk meminjam traktor jenis John Deere, menyiapkan kontak person PPL di tiap desa, dan mengupayakan ketersediaan bibit jagung pionir. Kita harus bergerak bersama,” tambahnya.

Ketua Kelompok Tani Subur Makmur, Ujang Sutarya, yang mewakili suara petani di lapangan, mengungkapkan bahwa proses pengolahan lahan saat ini masih dilakukan secara manual. Hal ini membuat waktu dan tenaga yang dibutuhkan sangat besar.

“Membuka lahan manual membutuhkan waktu hingga tiga bulan. Kami kekurangan alat seperti traktor, alat semprot, cangkul, dan sabit. Tapi untuk pupuk, sejauh ini masih cukup karena dibantu oleh pemerintah desa. Kami sudah lakukan pemupukan tahap kedua, dan ke depan akan masuk tahap ketiga dengan penggunaan pupuk KCl untuk pembentukan buah,” jelasnya.

Ujang berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih melalui bantuan alat, pembinaan teknis, serta pendampingan langsung agar kelompok tani yang beranggotakan 11 orang tersebut bisa lebih mandiri dan produktif.

Sementara itu, Kepala Desa Tanjung Tengang, Slamet Haryanto, menegaskan bahwa program penanaman jagung minimal dua hektare per desa adalah amanah negara yang wajib dilaksanakan.

“Program ini wajib dan ada konsekuensinya. Kami mohon dukungan semua pihak. Pertama, kami perlu kemudahan akses traktor untuk mengolah lahan. Kedua, pengadaan pupuk bersubsidi harus dipermudah. Tanpa itu, target produksi sulit tercapai,” tegas Slamet.

Ia juga mengingatkan para kelompok tani agar tidak asal tanam lalu ditinggalkan.

“Mari kita sukseskan program ini dengan semangat dan kesungguhan. Jangan hanya menanam, berfoto, lalu pergi. Kita harus punya target tanam dan panen yang jelas agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” katanya.

Kapolsek Nanga Pinoh, IPTU Yoga Septian, menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung penuh kegiatan ini, asalkan petani memiliki komitmen kuat. “Lahan banyak, tapi kalau tidak ada yang kerja ya percuma. Bentuk dulu kelompoknya, kerjakan bersama-sama. Kami di kepolisian siap mendukung, tapi yang paling penting adalah kekompakan dari petani itu sendiri. Jagung ini bukan sekadar tanaman, tapi juga potensi bisnis,” ujar Yoga.

Senada dengan itu, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Fajar Yuniatmoko, menyampaikan kesiapan pihaknya untuk mendampingi desa-desa yang telah menganggarkan dana desa untuk penanaman jagung. Namun, ia menekankan pentingnya kesiapan sumber daya manusia di desa.

“Kalau dana sudah dianggarkan untuk kegiatan jagung, kami siap dampingi. Tapi perlu ada koordinasi dari kelompok tani ke PPL. Kendala kami saat ini adalah keterbatasan SDM yang benar-benar mau menanam. Kita tidak bisa sekadar menanam, tapi harus tahu teknisnya, tahu cara merawat, sampai ke panen. Sebelum tanam, kami akan sampaikan panduan teknisnya,” ucap Fajar.

Dalam kegiatan tersebut, seluruh pihak mendengarkan langsung keluh kesah petani di lapangan, dan menyepakati pentingnya percepatan penyediaan alat, bibit, serta dukungan kebijakan yang lebih proaktif. Kecamatan Nanga Pinoh menargetkan menjadi sentra produksi jagung dan percontohan ketahanan pangan Kabupaten Melawi. (Bgs).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250